Kerukunan Ummat Beragama

|

Kerukunan antarumat beragama merupakan hal mendasar yang harus menjadi prioritas. Ketidakrukunan antarumat beragama akan mengganggu tatanan sosial yang telah stabil. Sebagai ormas Islam dengan pengikut terbanyak, NU terus berupaya menjaga kerukunan antarumat beragama. Melalui World Conference of Religions for Peace (WCRP) NU mencoba mengakomodasi berbagai golongan umat beragama agar memiliki visi yang sama akan pentingnya kerukunan umat beragama. Langkah ini diharapkan dapat memperkokoh hubungan antarumat beragama di Indonesia. Ketika konflik antarpemeluk agama merebak di mana-mana, tentu saja langkah tersebut sangat penting… 

Mengapa konflik antarumat beragama kerap terjadi? Berikut perbincangan Reporter CMM Azam Munawar dengan KH Hasyim Muzadi, Ketua Umum PB NU sekaligus Presiden World Conference of Religions for Peace (WRCP): 

Faktor apa yang melatarbelakangi pertemuan tokoh lintasagama?
Karena belakangan ini mulai ada gangguan-gangguan baru dalam kerukunan anatarumat beragama, seperti peristiwa di Batu, Jombang, Ambon, dan Poso. Selain itu, ada gangguan-gangguan intern Islam, seperti di Jember, Bangil, dan Bondowoso. Oleh karena itu, perlu ada kewaspadaan baru. 

Kyai, apa tujuan dari pertemuan ini?
Pertama, untuk terciptanya kepercayaan dalam tatanan kehidupan masyarakat terhadap penyelesaian konflik dengan menggunakan pendekatan agama. Kedua, bagaimana agar agama-agama itu mampu independen, dia (agama) bisa memberikan kontribusi kepada bangsa secara independen, tidak merupakan bagian dari kepentingan orang yang berada diluar agama itu. 

Pihak-pihak mana saja yang menghadiri pertemuan tokoh lintasagama?
Dalam pertemuan tokoh lintasagama itu hadir Uskup Agung Jakarta Kardinal Darmaatmadja, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Pendeta Andreas Yewangoe, dan Saya (Hasyim Muzadi) sebagai Presiden World Conference of Religions for Peace. 

Apakah ada kesalahan dalam menempatkan peran agama, sehingga terjadi konflik antarumat beragama?
Selama ini agama hanya digunakan sebagai instrumen untuk kepentingan-kepentingan hegemoni global, politik, kezaliman, dan keserakahan ekonomi. Kenyataan tersebut justru harus dibalik, bagaimana agama secara independen mampu mengatasi hegemoni global, politik, kezaliman, serta keserakahan ekonomi. 

Dalam sejarah peradaban manusia, konflik mana yang paling besar dampaknya?
Perang Salib bisa menjadi contoh yang amat menonjol dari jenis konflik yang terkait dengan agama. Sayangnya, hingga kini konflik masih terus saja berlangsung. Bahkan konflik menyebar ke berbagai wilayah dan berlangsung secara berkepanjangan. Lihatlah situasi di Irak yang juga belum menampakkan adanya perbaikan. Lihat pula situasi di Timur Tengah yang juga masih diliputi konflik. Ketegangan muncul pula di Asia Timur. Kondisi yang telah begitu memprihatinkan ini juga tampaknya akan bertambah runyam dengan perlombaan penyebaran senjata nuklir. Terutama ini dilakukan oleh negara-negara berkuasa. 

Lalu mengapa manusia terus berkutat dengan konflik, haruskah kita menyerah dengan keadaan?
Tentu kita tak boleh menyerah begitu saja. Kita harus terus mengupayakan agar konflik dapat dikurangi, bahkan dihentikan sama sekali. Allah Swt telah memberi kita akal pikiran, juga kehendak. Dia juga telah menganugerahi kita dengan petunjuk dan jalan yang bila kita tempuh dengan baik maka akan mengantarkan kita kepada kedamaian pikiran, keluarga, masyarakat, bangsa, dan bahkan kedamaian dunia. Maka menjadi sangat perlu bagi kita untuk menyebarkan nilai kedamaian yang terkandung dalam ajaran agama. Kita juga perlu melakukan langkah strategis untuk mencegah terjadinya interpretasi atas teks kitab suci yang kemudian dijadikan pembenaran atas tindakan kekerasan oleh setiap pemeluk agama. Ini merupakan tanggung jawab yang harus dipikul bersama tatkala kita menelusuri abad 21. 

Langkah apa yang telah ditempuh World Conference of Religions for Peace dalam meredam konflik antarumat beragama?
Selama ini, kita telah satu visi, kita sepakat kasus-perkasus itu harus diproses secara hukum. Siapa pun yang salah dalam konflik itu, maka dia harus menerima hukumannya. Tetapi, tidak boleh kemudian yang dihukum itu umatnya, seperti di Batu, semua pelaku sudah tertangkap dan nanti akan diproses. Kalau tidak begitu, maka kriminalitas itu akan bergeser dari para penjahat itu ke umat, itu lebih celaka lagi. 

Kemudian, usaha apa yang harus ditempuh dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama?
Ada dua langkah penting yang harus diperhatikan dalam upaya mewujudkan kerukunan antarumat beragama. Pertama kecanggihan pemimpin dan kedua yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran dari umat-umat beragama itu sendiri. (CMM

Sumber : cmm.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan comment Anda...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts