Setelah puluhan tahun dinanti, pembangunan Bendungan Pandandure di Desa Suwangi, Lombok Timur pada akhirnya dimulai. Jum’at (27/5/2011), Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono melalui video conference dari Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) meresmikan Groundbreaking atau Penggalian Tanah Perdana pembangunan Bendungan Pandandure, sekaligus peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.Peresmian Groundbreaking pembangunan Bendungan Pandandure oleh Presiden SBY tersebut juga menandai pencanangan dibangunnya mega proyek yang terletak di koridor ekonomi Bali - Nusa Tenggara meliputi Proyek Bendungan Pandandure, Bendungan Titab, Perluasan Bandara Ngurah Rai, Penerbangan Jalur Baru Garuda Indonesia dan Pembangunan True Broadband Access.
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi saat melakukan video conference dengan Presiden di lokasi groundbreaking, melaporkan, bahwa proyek Bendungan Pandandure diperkirakan selesai pada 2015 dengan perkiraan investasi sebesar 728 milyar rupiah.
Bendungan Pandandure, kata gubernur, nantinya juga akan dapat memberikan manfaat sebagai penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 10.350 Hektar dari lahan non teknis menjadi teknis. Produksi yang semula hanya 3,5 ton per hektar pun diharapkan akan menjadi 6 ton per hektar, serta dapat mengurangi debit banjir dan mendukung pengembangan sektor wisata di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara.
Dalam hal ini, lanjut gubernur, Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sejak tahun 2005, secara bersama-sama melaksanakan pembebasan lahan untuk areal genangan seluas 306,5 hektar dengan dana sebesar 81,02 Miliar rupiah dari rencana total areal seluas 442 hektar. (ibeng)
Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi saat melakukan video conference dengan Presiden di lokasi groundbreaking, melaporkan, bahwa proyek Bendungan Pandandure diperkirakan selesai pada 2015 dengan perkiraan investasi sebesar 728 milyar rupiah.
Bendungan Pandandure, kata gubernur, nantinya juga akan dapat memberikan manfaat sebagai penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 10.350 Hektar dari lahan non teknis menjadi teknis. Produksi yang semula hanya 3,5 ton per hektar pun diharapkan akan menjadi 6 ton per hektar, serta dapat mengurangi debit banjir dan mendukung pengembangan sektor wisata di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara.
Dalam hal ini, lanjut gubernur, Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sejak tahun 2005, secara bersama-sama melaksanakan pembebasan lahan untuk areal genangan seluas 306,5 hektar dengan dana sebesar 81,02 Miliar rupiah dari rencana total areal seluas 442 hektar. (ibeng)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan comment Anda...